Friday, November 1, 2013

CERITA CINTA ROMANTIS

PERI YANG KESEPIAN
Ini kisah tentang seseorang wanita yang saya ilustrasikan sebagai seorang peri dan seorang pria yang saya ilustrasikan sebagai peri juga.


Ini kisah tentang seorang peri yang berwajah aneh yang merasa sangat kesepian. Dia peri yang pemalu, tetapi sebenarnya ia sangat lucu. Di awal kenal seseorang, komunikasinya tidak berjalan begitu baik. Tapi, saat sudah akrab kita tau kalau dia itu riang dan sangat lucu. Dia tidak cantik, tetapi wajahnya juga tidak buruk. Penampilannya pun sangatlah sederhana. Hal inilah yang membuatnya kadang merasa minder dan tidak percaya diri. Selain lucu, dia juga sangat jahil. Bahkan teman – temannya menjulukinya si peri jahil. Kadang kejahilannya ini sangat berlebihan. Sehingga banyak teman yang tak suka padanya. Selain itu dia peri yang sangat polos. Teman – temannya juga menyebut kalau si peri jahil ini peri yang nggak asik kalau diajak curhat. Ya, itu semua karena kepolosannya itu. Dia nggak ngerti tentang cinta, galau, dan sebagainya.
Teman – temannya juga mengira kalau dia peri yang sangat jelek, bodoh dan lemah. Lama – kelamaan ia tau kalau banyak orang yang tak suka padanya dan meremehkannya. Peri ini pun merasa putus asa dan down. Karena itu, ia berusaha keras tuk menjadi lebih baik. Saat ini, hanya satu impiannya. Yaitu, ia ingin membuktikan kepada mereka semua kalau ia tidaklah seperti yang mereka katakan. Si peri jahil ini juga ingin teman – temannya itu memakan omongannya sendiri. Ia berusaha tuk memperbaiki diri. Dalam hati si peri jahil ini ada rasa ketakutan jika ia gagal. Tapi, jika rasa ketakutan itu pasti ia selalu berkata kalau kegagalan adalah awal dari kesuksesan dan setiap ada satu kesulitan pasti ada dua kemudahan. Menurutnya tidak mungkin ada seseorang yang tiba – tiba saja sukses. Pasti dibalik kesuksesan itu ada kegagalan yang pernah dialami. Makanya ia selalu berusaha dan optimis. Saking, kerasnya ia berusaha, ia sampai merelakan waktu luangnya untuk belajar, belajar, dan belajar.
Hingga akhirnya usaha kerasnya itu berbuah manis. Ia unggul dalam ulangan – ulangan harian. Bahkan peri yang terpintar dikelas mampu ia kalahkan. Pada saat ujian pun ia mampu menjadi juara satu. Hal ini membuat peri – peri yang lain heran dan merasa jengkel. Bahkan, peri yang dulu membencinya kini mendekatinya. Tapi entah mengapa si peri jahil yang mendapat julukan baru yaitu si peri cerdas tidak ingin memiliki teman. Alasannya, ia tidak mau berteman dengan peri yang lain kalau mereka pilih – pilih teman. Selalu milihnya yang cantik, pintar, kaya, dll. Lebih baik ia tidak memiliki teman. Tapi, peri – peri itu mengelak kalau mereka pilih – pilih teman. Mereka juga bilang kalau mereka benar – benar tulus tuk berteman.
Lambat laun si peri cerdas ini punya banyak teman. Bahkan banyak teman laki – laki yang kagum dengan kepintarannya. Kini, banyak yang naksir peri cerdas ini. Dari sekian banyak yang naksir, hanya stu yang berani mengungkapkan kepada si peri cerdas ini. Ia adalah seorang peri yang tampan, kaya, dan popular. Tapi, si peri cerdas ini menolak berpacaran dengan peri tampan. Entah apa alas an peri cerdas menolaknya. Padahal menjadi pacar peri tampan adalah impian setiap peri.
Gossip peri cerdas ditembak peri paling tampan sangatlah cepat menyebar. Peri cerdas ini sangatlah malu. Walaupun cinta peri tampan kepada peri cerdas bertepuk sebelah tangan, ia tetap berkomunikasi baik dengan peri tampan. Kini peri – peri lain yang dulu bilang kalau ia adalah peri yang bodoh, jelek dan lemah termakan omongannya sendiri. Mereka juga menarik kata – kata mereka dan bilang kalau peri cerdas adalah peri yang sangat pintar, cantik, dan tak terkalahkan. Peri cerdas hanya tersenyum menanggapi perkataan mereka.
Kini ia begitu popular. Dia kembali riang dan ceria. Dan kini ia tidak sejahil dulu. Tapi, sungguh tak ada yang tau banyak tentang kehidupan pribadinya. Tentang orang tuanya, tempat tinggalnya, hidupnya benar – benar ia rahasiakan. Tak ada satu peri pun yang tau siapa cowok yang disukai peri cerdas. Saat ditanya peri lain soal cowok, ia hanya tersenyum dan mengatakan jika dia tidak menyukai siapa pun. Ia juga mengatakan jika ia tidak memikirkan hal itu dulu. Ia ingin focus. Ia juga mengatakan kalau ia tak ingin jatuh cinta karena denger – denger jatuh cinta itu menyakitkan. Lalu, peri lain membalas ucapan peri cerdas itu dengan mengatakan kalau setiap orang pasti jatuh cinta. Termasuk peri cerdas yang suatu hari nanti akan mengalami jatuh cinta juga. Dan peri cerdas pun hanya menggelengkan kepala.
Saat liburan, perasaan aneh datang menghampirinya. Semacam perasaan galau dan rindu kepada seseorang. Konsentrasi belajarnya pun pecah dengan tiba – tiba. Dalam hati ia bertanya ada apa dengan perasaan yang dirasakannya saat itu. Dia menebak – nebak perasaannya. Ia menebak, apa dia rindu seseorang atau mungkin dia sedang jatuh cinta. Tiap hari ia merasakan hal yang sama. Sampai – sampai prestasinya sempat menurun. Tapi, ia berusaha tuk bangkit lagi. Tapi kali ini ia benar – benar merasa sulit tuk bangkit lagi.
Hingga suatu ketika peri tampan menanyakan mengapa prestasi peri cerdas menurun. Peri tampan juga mengatakan kalau peri cerdas harus berusaha bangkit lagi. Peri tampan juga sempat mengatakan bahwa seprang peri yang paling dikucilkan bisa bangkit dari keterpurukan dan membuktikan segalanya dan sekarang ia harus bangkit dan berusaha kembali. Peri cerdas hanya tersenyum saat peri tanpan berkata begitu. Setelah peri tampan berkata begitu, peri cerdas langsung termotivasi untuk bangkit dan berusaha lebih keras.
Waktu terus berlalu. Dan kini, peri cerdas itu menyadari bahwa dia telah jatuh cinta pada peri tampan. Padahal dulu ia tak mengerti apa – apa tentang cinta, galau, dan sejenisnya. Tapi kini, ia mengerti itu semua. Menurutnya galau adalah perasaan yang timbul sebagai tanda – tanda awal kita mencintai seseorang. Semenjak ia menyadari perasaannya itu, ia terus mencari tau semua tentang peri tampan. Ia dengar dari seseorang kalau peri tampan suka peri yang pintar, cantik, baik dan apa adanya. Peri cerdas pun merubah penampilannya. Mulai dari cara berpakaian sampai gaya rambut dan make up. Peri cerdas terus belajar agar lebih pintar demi peri tampan.
Hingga akhirnya ia bisa menjadi murid terpintar disekolah. Ia pun mendapat julukan si peri cantik. Ia sangat senang karena ia berpikir pasti peri tampan menyukainya dan akan kembali menembaknya. Terlanjur senang, ternyata ia salah prediksi. Peri tampan sudah memiliki tambatan hati lain. Ternyata peri tampan berpacaran dengan mantan murid terpintar disekolah. Selain itu, ia juga pemenang miss of the year tahun lalu. Ia cantik, pintar, baik, seksi pula. Peri cerdas merasa sedih dan merasa kalah telak dengan peri sempurna.
Sampai saat ini peri cerdas belum member tau peri tampan kalau peri cerdas jatuh cinta padanya. Peri cerdas juga mengatakan bahwa ia takkan member tau siapapun tentang perasaannya pada peri tampan. Ia juga mengatakan bahwa perasaannya itu hanya dia dan Tuhan saja yang tau. Peri cerdas juga berusaha melupakan peri tampan. Meski ia sudah berusaha, ini dianggapnya percuma saja. Semakin ia berusaha melupakan, semakin ia menyakiti dirinya sendiri. Tapi, jika ia tak berusaha melupakan, rasanya akan sakit jika melihat peri tampan dan peri sempurna bermesraan.
Tiap malam ia menangis dan berdo’a kepada Tuhan agar dia selalu di beri kekuatan tuk menjalani sulitnya hidup ini. Peri cerdas yang dulunya selalu ceria, kini jadi pendiam dan hanya tersenyum jika diajak bercanda. Dia selalu menangis tiap kali ingat peri tampan. Biasanya ia menangis dihadapan bintang – bintang sambil berandai – andai jika ia menjadi bintang. Menrutnya itu sangatlah menyenangkan. Di sepanjang malam, ia terus menangis. Tak peduli gelapnya malam dan dinginnya udara malam. Ia tetap menangis sambil duduk memeluk lutut di jendela kamarnya. Dalam hati ia berdo’a “Tuhan, betapa sakitnya perasaanku ini. Semenjak tak ada dia, hidup ini kurasa sepi dan berat tuk ku jalani. Tuhan, jika memang dia bukan jodohku, hapuslah dia dari hatiku. Buanglah jauh namanya dari hatiku. Meski sulit tuk ku jalani. Meski rasanya sakit. Tak apa, Tuhan…”. Dan kini ia merasa menjadi peri yang kesepian.
Waktu terus berlalu. Dan kini peri cerdas alias peri kesepian itu telah beranjak dewasa. Pada suatu ketika peri kesepian ini bertemu kembali dengan peri tampan. Perasaan peri kesepian bercampur aduk saat itu. Gugup, senang, takut semuanya bercampur jadi satu. Mereka mengobrol banyak. Mereka juga membicarakan tentang cinta. Peri tampan bilang ia masih jomblo alias belum punya pacar. Lalu peri kesepian bilang kalau ia dijodohkan. Tapi dia tak pernah cinta dengan orang yang dijodohkan dengannya. Saat itu peri kesepian merasa kesempatannya terbuka lebar karena peri tampan belum punya pacar.
Waktu terus berlalu. Suatu ketika peri kesepian pamit kepada peri tampan bahwa ia akan pergi. Saat ditanya mau kemana oleh peri tampan, peri kesepian bilang kalau dia akan menikah di Singapore. Peri tampan pun bertanya “terus kamu nggak ngundang aku?”. Peri kesepian mengatakan kalau ia tak bermaksud nggak mau mengundang. Dia juga mengatakan kalau pernikahannya tertutup dan hanya keluarga yang hadir. Peri kesepian pun langsung pergi meninggalkan peri tampan dengan alasan ketinggalan pesawat.
Akhirnya, peri tampan pun menemukan tambatan hatinya. Ia pun akan segera menikah dalam waktu dekat. 1 bulan sebelum pernikahannya dilaksanakan, ia mengirim surat peri kesepian sekaligus mengundangnya tuk hadir di pernikahannya nanti.
Saat hari pernikahan peri tampan datang, tamu yang ditunggu tunggu, yaitu peri kesepian tak kunjung datang peri tampan sangatlah kecewa. Setelah dilakukan pemberkatan, peri tampan mendapat surat. Ternyata surat itu dari peri kesepian. Peri tampan langsung membuka dan membacanya.
Ternyata isi suratnya adalah:
Hari ini pasti hari yang membahagiakan dalam hidupmu. Maksudku mengirimkan surat ini, untuk membalas surat darimu waktu itu. Maaf, hari ini aku tidak bisa datang di pernikahanmu. Aku tak bermaksud tak mau datang. Tapi, aku benar – benar tak bisa. Aku ingin berkata jujur padamu. Sebenarnya aku mencintaimu. Tapi, aku tak berani mengungkapkan kepadamu. Dan saat aku menghilang tiba – tiba itu, sebenarnya aku sakit dan aku harus berobat. Mungkin penyakitku ini timbul karena aku terus memikirkanmu. Semenjak aku sakit, sebenarnya aku sudah putus asa tu menjalani hidup. Tapi semenjak aku bertemu kamu lagi, aku jadi semangat. Apa lagi waktu itu kamu masih jomblo. Dan soal dijodohkan itu sebenarnya aku bohong. Aku nggak dijodohkan, dan sebenarnya, aku pergi ke Singapore itu untuk berobat, bukan menikah. Saat aku sembuh dan akan segera pulang, kondisiku drop lagi, dan aku kembali dirawat. Itu karena aku menerima surat darimu yang mengabarkan kamu akan menikah. Aku merasa kesepian dan tak kuat lagi menjalani hidup. Aku tak bisa tahan dengan kondisi ini. Akhirnya aku memilih mendonorkan hati, ginjal, dan mataku untuk orang yang membutuhkan. Sebelum aku menjalani operasi, aku menulis surat ini untukmu dan meminta orang tuaku memberikan kepadamu hari ini. Jika kamu mencariku, aku dimakamkan di Indonesia agar aku bisa bertemu denganmu. Aku harap kamu akan mengunjungiku. Aku mau ngucapin selamat dan selamat tinggal sebelum aku benar – benar menjadi peri yang kesepian. Aku berharap kamu bahagia. Dan kini aku menjadi peri yang amat kesepian.
          Peri tampan menangis membaca surat itu. Peri tampan yang masih menggunakan pakaian pernikahan pergi meninggalkan pernikahan dan berlari menuju ke pemakaman peri kesepian. Saat sampai di makam peri kesepian, peri tampan menangis sambil berkata “ Aku juga cinta kamu. Maafin aku.” . Peri tampan masih menangis.
          Saat tepat seminggu setelah peri tampan menikah, peri tampan datang ke makam peri kesepian sambil membawa bunga lily putih kesukaan peri kesepian dan berkata “ Hai cantik. Aku tau kamu kesepian. Tapi, mulai saat ini kamu tak akan lagi kesepian. Aku janji akan selalu menemanimu. Kamu baik – baik ya disana. Aku akan bahagia disini, aku janji.”
          Peri tampan pergi meninggalkan peri makam dan menjalani kehidupan barunya sebagai seorang suami. Meski direlung hatinya terukir nama peri kesepian, tapi ia sudah berjanji kan bahagia dengan pasangannya demi peri kesepian.

Tuesday, October 22, 2013

Contoh Percakapan Bertema Liburan


Liburan Ke Kebun Binatang
Saat libur sekolah Ana, Syifa, Chelsea, dan Vania pergi ke kebun binatang bersama. Kebetulan saat itu keluarga Vania yang mengajak mereka berlibur ke kebun binatang.
Siang hari yang panas, Ana, Syifa, Chelsea, Tasya, dan Putri bermain bersama di lapangan. Tiba – tiba, ada seseorang yang berteriak dan datang menghampiri.
Vania : “(Datang mengampiri teman – teman yang sedang bermain). Temen – temen, aku punya kabar nih.”
Syifa : “Kabar apaan Van?
Ana : “Pasti mau ngajak kita jalan – jalan deh.”
Vania : “Kok tau?”
Ana : “Aku asal nebak aja kok.”
Vania : “Tapi tebakan kamu bener, An. Jadi aku bakal ngajakin kalian semua jalan – jalan.”
Chelsea : “Emang mau jalan – jalan kemana sih Van?”
Vania : “Kali ini aku mau ngajak kalian jalan – jalan ke kebun binatang. Ya, mungkin kedengarannya biasa dan nggak seru. Tapi kali ini aku jamin seru deh. Soalnya kita perginya rame – rame.”
Ana : “Wah, mau banget dong. Aku kan belum pernah ke kebun binatang.”
Syifa : “Kalo liburan gratis kayak gini, jelas ikut lah. Rejeki itu jangan ditolak bro.”
Ana : “Betul itu, Syif.”
Chelsea : “Tapi, kalo kamu ajak – ajak kita tapi ternyata nggak boleh gimana?”
Vania : “Tenang Chel, yang nyuruh ngajakin temen – temen malah mama papaku.”
Putri : “Ehm… maaf Van. Kali ini aku nggak bisa ikut.”
Vania : “Lho, kenapa Put?”
Putri : “Bukannya aku nggak mau ikut, tapi aku ada urusan lain. Sorry banget ya…”
Vania : “Kalo emang nggak bisa, nggak apa deh. Kita liburan bareng lain kali.”
Putri : “Makasih ya Van…”
Vania : “Kalian semua ikut kan?”
Ana : “Pasti lah Van.”
Syifa : “Woles bro, aku juga ikut kok.”
Chelsea : “Ya walaupun aku udah sering ke kebun binatang, tapi masak iya mau nolak liburan gratis. Gue ikut broo…”
Tasya : “Ehmm…hehehehe…aku nggak bisa ikut nih. Karena, aku mau ke rumah saudaraku di Medan. Hehehe sorry ya…”
Chelsea : “Yah Tasya…nggak ada kamu, nggak seru tau…”
Tasya : “Hehehe…lain kali aja ya…”
Vania : “Ya udah, nggak apa kok. Aku nggak mau maksa kamu.”
Ana : “Liburannya kapan?”
Vania : “Hari Minggu. Minggu pagi kalian datang ke rumahku sekitar jam 7 lah.”
Ana : “Ok deh…”
Chelsea : “Ehh, mendung nih. Aku pulang duluan ya…”
Tasya : “Sekali lagi, sorry ya Van.”
Putri : “Aku juga minta maaf Van.”
Vania : “Iya…”
Tasya dan Putri : “Kita pulang dulu ya Van…”
Syifa : “Aku juga pulang dulu ya Van.”
Vania : “Ehh tunggu…”
Pada hari Minggu, mereka berkumpul di rumah Vania. Lalu mereka berangkat tepat pukul setengah 8 pagi. Disepanjang perjalanan, mereka sangat menikmati indahnya pemandangan alam. Hingga akhirnya, mereka pun sampai di kebun binatang.
Syifa : “Asiikk…akhirnya sampai juga.”
Ana : “Aku nggak sabar nih pengen cepet – cepet masuk.”
Vania : “Tunggu apa lagi, ayo masuk.”
Syifa : “Tunggu dulu. Chelsea mana?”
Ana : “Di mobil kali.”
Vania : “(melihat ke dalam mobil). Itu dia Chelsea.”
Syifa : “Anak itu kejaannya molor melulu.”
Ana : “Biasa, cap pelor.”
Syifa : “Apaan tuh?”
Ana : “Nempel langsung molor. Hahahahaha…”
Vania : “Ehh, gimana kalau kita gelitikin dia?”
Ana dan Syifa : “Ide bagus tuh.”
Vania : “Dalam hitungan ketiga, kita gelitikin dia. 1,2,3…”
Vania, Ana, Syifa : “Chelsea bangun! (sambil menggelitiki badan Chelsea)”
Chelsea : “Apaan sihh! Ehh, udah sampai ya? Hehehe, aku ketiduran.”
Vania : “Udah ahh, ayo masuk!”
Chelsea : “Wait me…”
Mereka segera masuk ke kebun binatang. Tapi, mereka harus membeli tiket terlebih dahulu. Setelah mereka mendapat tiket, mereka pun segera masuk.
Ana : “Wah, Gajah itu ternyata bener – bener besar ya? (sambil melihat dengan heran kea rah gajah)”
Syifa : “Astaga, masak kamu nggak pernah lihat gajah sih?”
Ana : “Pernah kok. Tapi, Cuma gambarnya doang.”
Vania : “Ehh Ana, aku kasih tau saudara kembar kamu.”
Ana : “Mana?”
Vania : “Itu…(menunjuk kearah orang utan)”
Chelsea : “Hahaha, mirip banget sama kamu tuh An.”
Ana : “Ihh, enak aja kamu bilang.”
Syifa : “Ehh, udah. Kita lihat Jerapah aja yukk.”
Sesampainya di kandang Jerapah.
Ana : “Wow, tinggi banget. (memandang kearah Jerapah)”
Chelsea : “Syif, tolong foto aku ya…”
Syifa : “Ok Chel. (cekrik). Udah nih Chel.”
Vania : “Kita lihat yang lain yuk.”
Mereka berkeliling melihat – lihat binatang yang ada di sana. Mereka juga melihat hewan – hewan air yang ada di sana.
Chelsea : “Ihh, kura – kuranya lucu dehh. Tolong foto aku dong.”
Syifa : “Chelsea kebiasaan deh!”
Ana : “Ohh, ternyata seperti ini to ikan piranha itu. Dari samping kelihatan biasa aja. Giginya aja tuh yang menyeramkan.”
Vania : “Awas lho An, nanti kamu digigit ikan piranha lho.”
Ana : “Nggak mungkin lah. Kan ikan piranhanya di dalam akuarium. Kalo kamu tuh digigit hiu.”
Vania : “Nggak mungkin lah.”
Ana : “Tetep mungkin. Soalnya Hiu kan besar jadi mungkin aja bisa ngejebol akuarium.”
Vania : “Nggak mungkin. Aku kan cantik. Nggak mungkin Hiu mau melukai gadis cantik.”
Syifa : “Vania genit deh!”
Setelah berkeliling sekian lama, mereka pun harus segera pulang. Akhirnya mereka pun pulang. Setelah sampai dirumah Vania, mereka mengucapkan terimakasih kepada Vania dan keluarga.
Syifa : “Makasih ya Van, atas jalan – jalan gratisnya.”
Chelsea : “Thanks Vania.”
Ana : “Makasih banget Van. Ini kali pertama aku pergi ke kebun binatang dan lihat binatang yang asing bagi aku secara langsung.”
Vania : “Ok bro…”

Thursday, October 3, 2013

Contoh Naskah Drama untuk 4 Orang

 Belajar Bersabar
Sebuah keluarga kecil yang hidup pas-pasan berkumpul di ruang tamu. Ayah yang baru saja pulang bekerja, nampak duduk santai sambil memegang topi yang digunakan untuk kipas-kipas dengan ekspresi nampak kelelahan. Tiba-tiba sang anak kembar datang menghampiri.
Lisa : "hai ayah...Bagaimana pekerjaan ayah hari ini? Apakah menyenangkan?"
Ayah : " Ya seperti itulah. "
Lila : " Ayah kena marah boss lagi ya?"
Ayah : " Tidak."
Lila : " Lantas mengapa muka ayah ditekuk melulu?"
Tiba-tiba ibu datang menghampiri mereka sambil membawa teh hangat untuk mereka. Ibu pun meyahut pembicaraan Lila dengan ayah.
Ibu : " Ayah kan baru pulang kerja Lila. Jadi muka ayah ditekuk melulu karena capek. Iya kan ayah?"
Ayah : " (tersenyum)"
Lisa : " Ibu, ayah Lisa pengen nih diajak jalan-jalan nih. Kapan nih kita jalan-jalan bareng?"
Lila : " Iya. Lila juga pengen nih. Lila kangen banget jalan-jalan bareng ibu dan ayah."
Ibu : " Nanti dulu ya sayang. Kalau kita punya sudah uang kita jalan-jalan ya."
Lila dan Lisa : " Iya tapi kapan?"
Ayah : " Kalian sabar saja dulu."
Lisa : " Ih sabar melulu. Nanti kesabaran Lisa habis loh! "
Lila : " Bosen ahh. Dari dulu disuruh sabar terus. Nggak asik nih."
Ibu : " Sssstt...Lila, Lisa nggak boleh ngomong seperti itu. Kasihan ayah. Ayah kan sudah bekerja keras untuk kalian. Harusnya kalian menghargai."
Lisa : " Tuh, kamu sih Lil..!
Lila : " Apaan sih. Kamu tuh yang mulai duluan! "
Lisa : " Lho kok aku?"
Lila : " Kalau nggak kamu siapa lagi?"
Lisa : " Ya kamu lah ! "
Ibu : " Sudah-sudah. Lis, tolong ambilin pisang goreng di dapur. "
Lisa : " Iya bu."
Lisa pun mengambil pergi mengambil pisang goreng di dapur. Setelah itu mereka kembali melanjutkan perbincangan.
Lila : " Ayah, Lila boleh tanya nggak?"
Ayah : " Kamu mau tanya apa Lila?"
Lila : " Apa ayah nggak bosen kerja terus?"
Ayah : " Ya nggak dong sayang. Ayah kan kerja buat keluarga ini. Ayah ikhlas kok ngejalaninnya."
Lisa : " Memangnya ayah nggak capek ?"
Ayah : " Ya jelas capek lah. Tapi namanya juga hidup. Susah senang harus dijalani."
Ibu : "Makanya kalian harus sabar. Coba deh belajar lebih sabar. Orang sabar itu disayang Tuhan."
Lila : "Ih,tapi kan kita emang pengen banget jalan-jalan."
Ibu : " Iya, tapi kalau kalian lebih sabar akan ada rencana yang lebih indah dari Tuhan."
Tiba-tiba ayah berdiri dan pergi meniggalkan ruang tamu. Lalu ayah kembali ke ruang tamu dengan membawa sebuah kaleng.
Lisa : "Apaan tuh yah?"
Lila : "Kayaknya itu tabungannya ayah deh."
Lisa : "Sok tau kamu."
Ayah : "Iya, ini tabungan ayah."
Lila : "Tuh kan bener...(menjulurkan lidahnya ke Lisa). Terus itu buat apa yah ?"
Ayah : "Ayah mau bongkar tabungan ayah."
Lisa : "Lho kok dibongkar? Kenapa dibongkar ayah?"
Ayah : "Katanya kalian pengen jalan-jalan, jadi ayah bongkarin tabungan ayah, terus besok kita jalan-jalan."
Suasana menjadi hening sesaat.
Ibu : " Lho kok pada diam? Kenapa kalian tidak bersorak. Harusnya kan kalian bersorak girang dan senang. Besok kan jalan-jalan."
Lila : "E...e...enggak usah aja deh ayah."
Ayah : "Nggak usah kenapa?"
Lila : "Nggak usah jalan-jalan. Jadi tabungannya nggak usah dibongkar."
Ayah : " Lho memangnya kenapa?"
Lisa : " Mending ayah simpan aja deh tabungan ayah. Buat kebutuhan yang lain atau buat kebutuhan di kemudian hari."
Ayah : " Beneran nih ?"
Lila dan Lisa : "I...iyaaa..."
Ibu : " Kalian yakin? Jalan-jalan loh..."
Lila dan Lisa : "Yakin kok."
Ayah : " Kalau begitu tabungannya ayah simpan lagi ya..."
Lila dan Lisa : " Iyaa ayah..."
Ibu : "Nah gitu dong, baru anak ibu dan ayah. Lain kali kalian harus lebih sabar ya..."
Lila dan Lisa : " Siap boss..."
Ibu : "Ibu bangga dengan kalian. (sambil mengusap rambut Lila dan Lisa)"
Ayah : "Ayah juga."
Lalu Lila dan Lisa tersenyum kepada ayah dan ibu.