Aku,
Kamu, dan Mereka
Hanya bisa tersenyum. Mungkin itulah yang bisa kulakukan.
Tidak perlu ada yang tahu tentang aku. Mungkin memang seharusnya begitu. Kenapa
tak dari dulu kusembunyikan semuanya? Apakah benar – benar ada sosok yang
selalu ada untuk kita atau yang biasa disebut sahabat? Menurutku tidak pernah
ada. Atau mungkin, memang aku yang ditakdirkan tidak memiliki sahabat.
Seperti biasa, aku memulai hariku di sekolah. Sekolah
itu, kadang menyenangkan kadang pula tidak. Aku jarang sekali bisa berangkat
pagi. Tapi aku belum pernah datang terlambat. Aku masuk kelas dengan wajah
kusut dan tertunduk, mata sembab, dan terlihat lelah. Seperti biasa, ketika aku
masuk kelas selalu ada seseorang yang menyapaku.
“Hai Gia…” Sapaan khas itu, begitu kukenali. Lembut nan
indah suaranya. Terlihat begitu ikhlas menyapaku. Wajahnya semakin manis kala
ia tersenyum saat menyapaku. Mungkin, dialah teman yang paling ramah.
“Hai Nin…” Kubalas dengan menyapa dia. Aku pun juga
tersenyum ringan kepadanya.
Aku melewati tempat duduknya dan berjalan menuju tempat
dudukku. Tempat duduk kami hanya berjarak dua bangku. Kuletakkan tas di tempat
dudukku. Lalu aku duduk, dan diam begitu saja di tempat duduk. Memang, tidak
seperti teman – temanku yang lain. Yang lain bercanda ataupun berkumpul bersama
hanya sekedar bergosip ataupun saling curhat.
Seseorang datang. Ya, murid laki – laki yang akhir –
akhir ini sedang dekat denganku. Seperti biasa ia juga selalu menyapaku. Tapi
sedikit menyebalkan. Memang dia sangatlah menyebalkan. Kubiarkan saja dia. Pagi
– pagi sudah merusak mood seseorang
saja.
Sejak semalam, aku memang sudah dibuat badmood olehnya. Bahkan badmood itu masih terasa hingga
sekarang. Aku malas bertemu dengannya, apalagi melihatnya. Sungguh aku muak
dengannya. Akan tetapi, hariku juga terasa hambar jika tanpanya. Dia memang
menyebalkan, namun disisi lain dia menyenangkan. Bahkan bisa membuatku rindu
akan kehadirannya. Aneh. Mungkin seperti inilah rasanya cinta.
Sejak aku masuk ke dalam kelas, aku memang terlihat diam
dan tertunduk. Mungkin, itu terlihat tidak wajar bagi teman – teman dekatku.
Sehingga menimbulkan kecurigaan.
“Hai Gia!… Kamu kenapa??” Sapa Nindya yang menghampiriku
di tempat dudukku.
“Matamu sembab. Kelihatan aneh. Hayoo habis nangis yaa…”
Sangkanya dengan begitu yakin.
“Hah?? Apa sih?
Nggak tuh…” jawabku menyangkal
dugaannya.
“Kok matamu
terlihat sembab?” sahutnya sambil menunjuk-nunjuk mataku.
“Aku nggak nangis.
Aku hanya kurang tidur saja. Biasa, habis begadang.” aku berusaha mencari alasan
untuk menyangkal dugaan tersebut.
Semalam, aku memang menangis. Tapi kenapa mataku masih
terlihat sembab hingga sekarang. Sial!! Teman-teman menjadi curiga jika aku
memang habis menangis. Aku mengumpat dalam hati. Karena siapa lagi aku
menangis, kalau bukan karena laki-laki menyebalkan itu. Dia sangat keterlaluan!
Dia begitu berlebihan saat mendekatiku, sehingga aku menjadi bahan gossip atai
gunjingan oleh anak-anak.
Awalnya aku cuek
dengan semua itu. Lama kelamaan aku tidak tahan juga. Aku punya salah apa kepada
mereka? Apa karena mereka menganggapku sombong dan jahat kepada teman SD-ku
yang sekarang sekelas denganku? Kenapa harus selalu aku yang digosipkan? Aku
dan dia tidak pernah berbuat apa-apa. Dia yang berlebihan. Aku sudah berusaha
menghindar.
Aku bingung dengan teman-temanku. Sedikit-sedikit gosip.
Sedikit-sedikit ghibah. Mengapa harus aku yang dijadikan buah bibir? Semua
berubah. Aku merasa teman-temanku
berubah. Mereka sinis setiap kali menatapku. Mata mereka seolah mengisyaratkan
bahwa mereka membenciku dan tidak suka padaku. Terlebih jika dia mendekatiku.
Mereka pasti akan lebih sinis. Lama-lama aku juga tidak tahan dengan keadaan
ini.
Biarlah mereka berkata apa. Aku ingin mereka tidak asal
menilai orang. Mereka tidak tahu tentangku. Jangan dipikir kami sudah sekelas
kurang lebih tiga tahun. Tapi mereka masih belum tahu apa-apa. Sebenarnya aku
sangat jengkel. Tapi, aku hanya bisa tersenyum dalam menghadapinya. Namun,
mencoba tersenyum ketika hati terluka itu tidaklah mudah. Sangat sulit.
Oke guys... Sekian dulu ya... Night. Oyasumi nasai :* :*
No comments:
Post a Comment